Kisah di Masa SMP - Hanna's bLog /* CURSOR CSS GENERATOR - FRIENDSTER-TWEAKERS.COM */ body { cursor:url("http://cursor.com/images/20a.gif"),default;} #dhedie_triks { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); } #dhedie_triks { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); #pageflip { position: relative; } #pageflip img { border: none; width: 50px; height: 52px; z-index: 99; position: absolute; right: 0; top: 0; -ms-interpolation-mode: bicubic; } #pageflip .msg_block { width: 50px; height: 50px; position: absolute; right: 0; top: 0; background: url(http://software2iqbal.files.wordpress.com/2009/11/berlangganan_kelipat.png) no-repeat right top; text-indent: -9999px; } .rbbox{border: 1px solid rgb(192, 192, 192);padding: 5px; background-color: #f0f0f0;-moz-border-radius:5px; margin:5px;} .rbbox:hover{background-color: rgb(255, 255, 255);} -->
HANA STELA NGANTUNG expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 26 April 2011

Kisah di Masa SMP

Sepenggal kisah dari masa indah ketika ku mulai beranjak remaja. Di sini, gedung ini, sekolah ini, sekolah menengah pertama. Yang tak tertulis tapi tersimpan. Aku yakin pada saatnya nanti aku akan sangat merindukan dan akan sangat ingin kembali ke masa ini.

Kisah itu diawali dari kata ‘benci’ dan berubah menjadi satu kata yang selalu kalian agungkan ‘cinta’, cinta monyet, cinta pertama, atau apalah itu. '”I never feel it before, so wonderful”. Dulu ketika SD, ketika aku memakai seragam merah putih, aku pernah melakukan hal konyol seperti pacaran (mungkin). Tapi yang terjadi sekarang bukan hanya sekedar itu. Ku awali semua dengan perasaan main-main. Mungkin benar kata orang bijak, ‘jangan bermain-main dengan cinta’.

Aku tidak tau pasti bagaimana kata ‘benci’ dapat berubah menjadi kata itu. Tentunya bukan kata itu yang berubah, ku tau itu sangat mudah, tapi perasaan ini ya.. Ketika itu dimulai dari keisengannya, untuk menjaili ku. Aku sampai tak habis pikir 2 minggu pertama ku di SMP aku harus meladeni beberapa atau lebih tepatnya banyak nomer nyasar, yang ternyata nomer teman-teman kelas ku. Saat itu, sungguh aku kesal bukan kepala, tapi hal ini sekarang mulai ku rindukan. Lalu saat ku akhiri kalimat itu tak kuasa aku menahan tawa. Hahaha. Itu hal konyol yang dilakukan remaja seperti ku dan teman sebaya ku.

Beberapa teman ku memberi tau ku tentang hal konyol yang membuat rona merah terpancar saat mereka memulainya lagi.

“Ku perhatikan, ia menyukai mu,” begitu kata mereka sesudah itu menertawakan ku.

Atau ketika seorang teman ku memergoki seorang laki-laki sedang memperhatikan ku.

“Wayoo, apa yang kamu lihat?” begitu katanya lalu memberi tau ku tentang itu.

Aku sungguh tidak menginginkan dialah orang yang memperhatikan ku atau memiliki rasa, karena saat itu aku sungguh sedang mengharapkan seseorang. Lalu saat aku berkata “Betapa menjengkelkannya anak itu, aku benci padanya” sahabat ku menjawab “Benci dan cinta itu bedanya tipis, hati-hati dengan ucapan mu”.

“Apa kau sudah punya pacar?” pertanyaan polos yang terlontar dari seorang teman laki-laki ku.

“Tentunya…… tidak,” jawab ku berbohong, tentunya saat itu aku memiliki hanya saja tak tau ke mana.

Saat itu aku mulai mengerti dia. Aku mulai tau ternyata ia seperti itu. Ya, aku mulai tau tentang perasaannya, pada ku. Tapi, sekali lagi, bukan dia. Saat itu aku mulai dekat dengan yang aku inginkan, tapi perasaan itu tidak terikat oleh status. Namun tidak menggalaukan, dengan senang ‘kita’ jalani. Mulai dari situ cerita tentang cinta masa SMP aku tulis.

“Selamat pagi,” kalimat itu selalu ada dalam inbox hp ku terutama saat hari libur.

Kami tidak saling panggil sayang, cinta, honey, atau sweetheart. Karena menurut ku itu norak (oke, saat itu). Lagi pula, saat itu kita tidak terikat ya, maksud ku hubungan tanpa status.

Bisa ku pastikan saat itu, aku sedang bosan. Lalu aku mulai dekat dengan seseorang lagi. Hidup ini indah saat kamu bisa mempermainkan perasaan seorang anak cowok, begitu pendapat ku. Tapi aku sadar diri, yang sekarang ku dekati bukan hak ku. Dia milik seseorang, jadi secepat mungkin aku menjauh. “Aku mungkin akan menyakiti seorang laki-laki, tapi tidak seorang perempuan” begitu prinsip ku.

Saat itu, tanggal 13 februari. Teman-teman ku semua menghebohkan tentang hari valentine. Tapi untuk ku, seorang single teen. Itu hal konyol, tukar kado memberi cokelat pada pasangan? Astaga, entah apa itu, aku tidak terlalu tertarik.

“Kasian deh jomblo, valentine sendirian,” begitu katanya.

“Biar jomblo bahagia,”kata ku sambil menjulurkan lidah.

Ini terjadi sangat tidak pas, di saat aku tidak menginginkannya. Sore itu dengan perasaan bosan yang sangat, semua kontak hp aku missed call. Alasannya cukup masuk akal “ngecheck nomer aktif”. Beberapa orang bertanya “kenapa? kenapa?” aku hanya menjawab “gpp, hehe”. Sampai saatnya seseorang bertanya “Kenapa mir?” tetap saja ku jawab “gpp, hehe”. Malam itu terjadi obrolan yang cukup seru antara aku dan dia. hah? apa yang ku katakan? Kita hanya saling tanya sedang apa, dan mengapa jam segitu belum tidur. Hanya itu, seru? Tapi sepertinya aku tidak pernah seakrab malam itu dengannya. (mungkin)

“Mir, kamu mau jadi pacar ku nggak?” pertanyaan itu yang dilontarkannya. Aku bingung, tapi entah bingung atau bahagia. Dalam benak ku, apa salahnya mencoba? Maksud ku, bermain. Kau tau bukan apa jawaban ku? Iya tentunya.

“Kau membuat ku merasa hebat karena, ketulusan cinta mu. Ku merasa teristimewa hanya, hanya karena kata cinta……” (Tangga – Hebat)

“Semenjak ada dirimu, dunia terasa indahnya…” (Andity – Semenjak Ada Dirimu)

Beberapa hari aku jalani, apa adanya. Mungkin tanpa atau dengan setitik perasaan yang ada. Ini memang sudah menjadi sifat ku dari entah mungkin keluar dari rahim mama ku, aku sudah terlahir sebagai perempuan cuek. Aku bukan seseorang yang suka mengumbar-umbar hal tidak penting. Ya, untuk ku ini hal yang tidak penting. Jadi, diam saja aku tanpa berkata-kata.Tapi, pada akhirnya seperti menyembunyikan bangkai akhirnya tercium juga.

Sudah ku akui, awalnya aku hanya ingin bermain. Tapi, ku sadari aku tidak boleh melakukan ini. Lantas, ku hentikan saja. Tapi, aku tidak ingin menjadi pemulai. Lalu, aku hampir lost contact beberapa bulan, mungkin beberapa kali di akhir pekan berbicara via yahoo messanger. Mungkin hubungan itu sudah tidak sehat dari awal, kami sangat jarang bertengkar. Bahkan seorang teman menjuluki kami “pasangan akur”. Sebenarnya bukan karena memang tidak ada masalah, mungkin ada tapi kami selalu menutupinya. Entah kenapa, tidak ada alasan yang jelas untuk itu. Kami tidak terlalu suka membesar-besarkan masalah. Tunggu sebentar, mungkin hanya dia, aku tidak dan selama beberapa bulan kami menjalani hubungan kami, aku belum pernah menemukan masalah, mungkin karena dia tidak bermain-main dengan ku.

Hampir enam bulan atau bahkan lebih aku sudah menjalani permainan yang aku ciptakan sendiri. Pemain hanya aku, dan dia sebagai mainan ku. Sampai tak ku sadari, dari perkataan yang selalu ku ucapkan padanya, benih yang dia tanam di hati sudah makin subur. Ia sangat rajin menyiraminya. Saat itu, aku tau yang harus segera aku lakukan cepat-cepat menghentikan ini, dan segera menebang benih itu. Aku tidak ingin menyimpannya terlalu lama, karena aku takut seperti teman-teman ku yang merasakan sakitnya cinta. Ternyata, itu tidak semudah yang ku pikirkan. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, dan untuk pertama kalinya aku lakukan. Tapi, gagal. Apa boleh buat, mulai detik itu aku mulai mencoba benar-benar menyayanginya.

Saat itu aku telah duduk di kelas 8. Hubungan kami masih terjaga, entah sudah berapa lama. Tapi aku sangat senang bisa seawet itu dengannya. Ya benih itu sekarang mulai tumbuh dan semakin subur, karena yang menanamnya telaten merawatnya.

Ada banyak hal yang sudah terlewati dan aku tidak mungkin menulisnya. Saat ia memberikan aku novel dan aku sangat malu saat itu. Dia suka membelikan ku novel dia pernah berkata seperti ini kira “Kalau pacar ku, dibeliin novel aja” ya karena dia tau, aku tidak terlalu menyukai boneka atau bunga. Lalu saat ultahnya yang ke – 14 dia sangat menunggu itu tapi dia tau tidak akan ada hal yang special di hari itu. Lalu sebisa mungkin aku membuatnya senang, ku telphone dia tengah malam tepat jam 12 malam. Karena ia berkata dia tidak ingin menerima ucapan dari ku via sms, facebook, atau apapun. Tapi dia tidak mengucapkan dia tidak ingin menerima ucapan dari ku via telphone. Lalu sebuah hadiah, yang aku sendiri tidak tau apa dia akan menyukainya. Tapi aku tau, apapun akan membuatnya senang ketika itu pemberian ku.

Saat ujian semester genap, kami selalu pulang bersama. Dia selalu menjemput ke kelas. Hal yang sangat akan aku rindukan. Karena ujian semester terakhir lalu, aku tidak mendapatkannya lagi. Oke, aku sangat menyesali itu. Lalu banyak hal lagi yang akan membuat mu iri pada kami.

Sampai saat itu datang, kami telah menjalani ini selama satu tahun. Hari itu, di sebuah tempat dia mengatakan “Nggak kerasa udah setahun”. Bahagia? Sangat. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya memiliki hubungan selanggeng ini.

Hubungan kami pun kali ini mulai normal, saling cemburu ada. Walau tak pernah ku ungkapkan. Bahkan rumor tentang orang ketiga di antara kita. Oya satu hal yang aku lupa ceritakan, sebelum menuju satu tahun aku sempat putus (lagi). Karena orang tua, ya tapi seperti kata ku ‘In the end, someone love you will come again, as long as he still loves you’. Tapi, hal ini membuat hubungan ku memang masih seperti permainan, tapi sekarang kita saling mempermainkan. Putus menjadi hal yang tidak menakutkan karena kau tau, dia pasti akan kembali.

Menjalaninya apa adanya, dan membiarkan hubungan ini mengalir. Terjadi beberapa kesalahpahaman. Sampai mungkin aku lebih dari 2 kali mengalami putus-nyambung. Tapi tidak pernah lebih dari sehari kami kembali.

Sampai pada saatnya, ketika aku mulai merasa tersingkirkan karena game online. Lalu, langsung saja aku memintanya untuk mengakhiri semua ini. Terpaksa, mau tidak mau. Selama seminggu kami berpisah, tapi pada akhirnya kembali lagi tepat hari pertama masuk di kelas 9.

Saat itu, dia menatap ku dan berkata ‘jangan pernah ninggalin aku lagi’. Aku dengar permohonan itu dengan sesak di dada. Aku hanya dapat mengangguk-anggukan kepala ku lalu berkata ‘jangan katakan itu lagi, aku ingin menangis saat ini’ tak kuasa mungkin mata ku saat itu sudah berkaca-kaca dan ku lihat mata itu untuk ke sekian kalinya. Aku pikir, dia benar-benar memohon. Mulai saat itu, aku tidak pernah ingin lagi meninggalkannya.

Oya, aku sangat rindu menemani mu main bola. Lalu, kita saling olok-olokan nama bapak. Lalu, kau mengubah nama ku. Hahaha. Dan masih banyak lagi yang ku rindukan.

Aku sering teringat ketika ia menceritakan tentang keinganan itu. “SMA aku mau sekolah di luar kota, kuliah, dan dapat kerja. Nanti aku pasti bakal balik ke sini, kamu nggak bakal ke mana-manakan? Lalu aku akan ………………… dan aku ingin tinggal di luar negeri” belum selesai ia bicara aku berkata “Paris” ya aku ingin tinggal di sana. Tapi, ia berkata “tidak, jangan terlalu jauh, Australia aja, di kota……………” (ia tampak berpikir saat itu). “Adelaide?” kata ku. “Melbourne”.

Namun, pada akhirnya yang memohonlah yang meninggalkan. Bukan masalah, ku tau ku tak cukup baik. Berbahagialah.

Tapi lagi-lagi kalimat ini ternyata benar, ‘In the end, someone love you will come again, as long as he still loves you’. Tapi, katanya aku sudah berubah. Ya, waktu kurang lebih 5 bulan membuat ku menjadi pribadi yang makin tidak memiliki perasaan. Karena mati rasa. Satu hari itu sangat membuat ku makin rindu masa lalu itu. Seandainya, saat itu tidak ku usikan lagi. Mungkin tak akan ku tulis ini.

Seandainya waktu dapat terulang kembali, saat di mana hari pertama SMP dan saat di mana aku. bertemu. dengan. mu. Aku mungkin memilih tidak sama sekali pernah memiliki hubungan iti. Dulu aku berharap kamu akan menjadi satu-satunya di SMP tapi ternyata tidak. Manusia berencana, tapi Tuhan yang menyetujui.

Sisa kurang lebih 36 hari. Dikurang sabtu minggu dan mungkin ada tanggal merah dan hari di mana aku tidak dapat melihat mu. Setelah itu. Saat di mana aku akan sangat merindukan mu dimulai. Bisa aku meminta sesuatu? Sebuah pertemanan, dan satu lagi, aku ingin bermain ke tempat-tempat di mana kita suka menghabiskan waktu di sabtu sore bersama mu. Ya, aku hanya berharap……

“Itukah cinta pertama? Cinta berlumur madu yang polos dan naif? Kebahagiaan, kecemburuan, silih berganti mengaduk emosi. Tetapi apa pun kata orang tentang cinta remaja, itu adalah cinta paling murni yang belum pernah kena polusi”

Pada akhirnya kenangan itu walau menyakitkan akan menjadi sesuatu yang tak dapat dilupakan dan akan membuat mu rindu. Begitu pula dengan musim gugur, kau akan menunggunya walau saat itu kau harus menyapui halaman rumah mu yang penuh dengan dedaunan. Seperti itulah rindu yang akan kamu rasakan.

Related Post





Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar